Review Film Godzilla vs Biollante (1989) – Ketika Ilmu Pengetahuan Menjadi Tidak Terkendali

Godzilla vs Biollante.. Siapapun pemenang dari pertempuran ini akan menjadi musuh terbesar umat manusia

Sepertinya Toho telah belajar dari kesalahan masa lalunya dengan tidak terlalu terburu-buru memproduksi seri lanjutan The Return of Godzilla dan memikirkan dengan tenang bagaimana cerita selanjutnya dibuat dengan anggaran yang sesuai. Sekuel film ini dirilis lima tahun kemudian yaitu pada 16 Desember 1989. Film berjudul Godzilla vs Biollante ini disutradarai dan ditulis oleh Kazuki Ohmori berdasarkan cerita karya Shinichiro Kobayashi. Koichi Kawakita dipercayai untuk mengarahkan efek khususnya.

Film ini umumnya menerima ulasan positif yang memuji alur cerita, efek visual dan skor musik yang digarap Sugiyama, tetapi mengecewakan di box office Jepang karena bersamaan dengan rilisnya Back to the Future Part II. Simak ulasan berikut untuk mengetahui seberapa menarik film ini untuk ditonton.

TEPAT SETELAH AMUKAN GODZILLA MEREDA DI TAHUN 1984

Pasca serangan Godzilla tahun 1984, tim ilmiah menelusuri reruntuhan kota Tokyo untuk mencari sampel jaringan yang ditinggalkan Godzilla. Sementara monster yang kembali menghantui kota Tokyo ini terkurung di dalam Gunung Mihara, Sel-selnya telah menjadi sumber daya ilmiah yang didambakan, baik oleh pemerintah maupun perusahaan jahat bernama Bio-Major. Lima tahun kemudian, Dr. Genichiro Shiragami menggunakan sampel sel Godzilla untuk mencoba mengawetkan sel mendiang putrinya di dalam bunga mawar, tanpa sengaja menciptakan monster hibrida, Biollante. Selain itu, perundingan pemerintah yang gagal dengan teroris Bio-Majir mengakibatkan bebasnya Godzilla dari Gunung Mihara. Saat JSDF bersiap untuk melawan Godzilla dengan rangkaian senjata barunya, Godzilla berjalan menuju lokasi di mana Biollante berada, Danau Ashi. Godzilla menantang Biollante di mana pemenangnya akan menjadi musuh terbesar umat manusia.

blog-review godzilla vs biollante-4

PLOT YANG BERBEDA

Godzilla vs Biollante memiliki plot yang berbeda dari film-film Godzilla sebelumnya. Film dibuka pada tahun 1984, beberapa saat setelah kejadian seri The Return of Godzilla, dengan ilmuwan yang memburu puing-puing amukan Godzilla untuk menemukan sisa-sisa fisik monster tersebut untuk tujuan penelitian. Mereka memang menemukan beberapa bagian kulit, dan inilah yang akan menjadi akar dari semua cerita di film Godzilla kali ini. Film yang umumnya ramah lingkungan, berubah menjadi pengujian rekayasa genetik yang penuh semangat.

Persaingan untuk mendapatkan sampel sel Godzilla pun terjadi, setidaknya kita memiliki perusahaan Amerika yang jahat bernama Bio-Major, pemerintahan Jepang yang baik, dan Republik Saradia yang memiliki keambiguan dalam tujuan eksperimennya. Republik ini mencoba membuat gandum super baru menggunakan DNA Godzilla yang dipimpin oleh ilmuwan Jepang, Shiragami Genshiro, untuk menciptakan tanaman yang dapat tumbuh subur di gurun Saradian yang keras. Prolog film ini menampilkan Bio-Mayor yang menyerang laboratorium Shiragami di Saradian dan membunuh putrinya, Erika. Ilmuwan yang putus asa ini kemudian pulang ke Jepang.

Plotnya kemudian melompat jauh ke tahun 1989, untuk menemukan Shiragami yang bersumpah menghentikan semua penelitannya yang berhubungan dengan Godzilla, termasuk pembangunan Super X2 baru, penerus jet tempur yang melakukan tugasnya dengan baik dalam menundukkan Godzilla terakhir kali. Pusat penelitian ini didanai oleh Okichi Seikun dengan harapan dapat menggunakan kemampuan psikirs dari generasi muda sebagai sistem peringatan dini. Dan yang terakhir, penelitian untuk menciptakan bakteri anti-nuklir dari sel Godzilla.

Garis pertahanan terakhir, ANEB, masih membutuhkan bantuan Shiragami untuk menyelesaikan proyeknya. Tapi, Shiragami memiliki satu permintaan berupa beberapa materi genetik Godzilla untuk melakukan eksperimennya sendiri. Dokter yang gila dan tengah berduka itu ingin menggabungkan sel monster tersebut ke dalam proyek Biollante yang tengah dia kerjakan, yang ternyata adalah bunga mawar berisikan DNA Erika. Ini berarti, kita sekarang memiliki chimera tanaman-manusia-Godzilla di hdapan kita, dan hanya butuh waktu sekejab untuk eksperimen ini berubah menjadi monster mawar raksasa menjulang tinggi denagn mulut bergigi tajam di ujung batangnya. Ide cerita ini akhirnya menjadi sebuah tren umum yang terjadi hampir di semua film Godzilla di era Heisei, di mana Godzilla berhadapan dengan lawan yang mampu bermatomorfosis menjadi bentuk baru yang semakin kuat.

Itu adalah plot yang luar biasa, ditambah dengan Godzilla yang dibebaskan dari makam vulkaniknya oleh Bio-Major mengubah film ini menjadi film monster yang lebih menarik dan lugas dari pada kisah klasik sebelumnya. Godzilla berhadapan dengan Biollante dan berhasil menghancurkannya, ia kemudian mengamuk di Osaka dan kembali dihantam oleh Biollante yang sudah bermutasi.

Memang untuk ukuran film bertemakan monster, alur cerita Godzilla vs Biollante ini cukup rumit dengan pembahasan ilmu genetika, teroris perusahaan, kemampuan psikis, dan monster raksasa. Secara keseluruhan semua ini menjadi paket terlengkap yang pernah ada. Terutama dengan penambahan beberapa adegan spionasi di dalam plotnya yang menambah daya tarik tersendiri.

Selain ide cerita yang unik dari dokter gigi Kobayashi Shinichiro yang kemudian diubah dengan bentuk yang berbeda oleh Ohmori Kazuki, Godzilla vs Biollante juga menawarkan salah satu skor paling menarik di sepanjang franchise Godzilla. Disusun oleh Sugiyama Koichi, musiknya menyertakan kutipan dari tema hebat yang menambah kesan mengagumkan dan bobot yang nyata pada prosesnya. Ia bahkan berhasil menggabungkan orkestra rock tahun 80-an dengan tema yang sama.

Meskipun Osaka tidak sebaik Tokyo di The Return of Godzilla, tapi efek dari Kawakita Koichi juga tidak kalah hebatnya. Memiliki latar belakang yang cukup kuat – asisten Nakano Teruyoshi di film sebelumnya dan pernah bekerja di bawah Tsuburaya Eiji – Koichi berhasil menciptakan kedua kostum Godzilla yang baru sebagai mahakaryanya, dilanjutkan dengan kostum Biollante yang juga tidak kalah hebatnya. Pertarungan monster di film ini pun dibuat dengan sangat indah dan detail, dengan pencahayaan gelap untuk menambah kengerian dan beberapa koreografi yang sangat mengesankan.

BICARA MASALAH KOSTUM

Dari segi kostum, kostum BioGoji sangat menarik untuk dibahas. Bagian dada dan bahunya menampilkan otot-otot yang menonjol, yang menambah kesan sangat kuat pada Godzilla di film ini. Jumlah pelat dipunggung BigG dikurangi, tapi plat terbesar ditempatkan setinggi bahu. Ekornya lebih pendek dari kostum sebelumnya dan bagian bawahnya nampak halus. Kostum BioGoji tetap mempertahankan bentuk taring, telinga, dan empat jari dari kostum sebelumnya. Lehernya dibuat lebih panjang dan ukuran kepalanya diperkecil. Wajahnya diubah secara radikal, menampilkan ekspresi garang dengan beberapa tambahan, seperti bibir atas yang mirip kucing, beberapa baris gigi dan mata mirip hiu dengan iris besar berwarna cokelat dan sedikit warna putih. Wajah baru ini tentu saja menambah visual jahat Godzilla, membuatnya tampak lebih ganas dan lebih mirip naga dari sebelumnya.

Kostum kedua dibuat khusus untuk adegan di air yang kerap disebut Sea 1989 Godzilla. Kostum ini terbuat dari bahan yang lebih ringan. Meskipun dibuat dari cetakan yang sama dengan kostum di darat, kostum di laut memiliki beberapa perbedaan, seperti jambul yang menonjol di bagian atas kepala dan bahu persegi yang tampak aneh. Kostum tersebut juga digunakan untuk menampilkan kemegahan Godzilla saat berjalan keluar dari gunung berapi di Gunung Mihara.

Apakah Titipers tidak penasaran bagaimana pemain Godzilla memakai kostumnya? Berikut adalah klip pendek tentang bagaimana kostum ini dibuka

sumber video diambil dari becominggodzilla

Sebelumnya, semua setelah Godzilla memiliki resleting yang membentang di satu sisi tubuh untuk memungkinkan masuknya aktor pemeran Godzilla ke dalamnya. Pada kostum BioGoji kali ini, baik versi darat maupun laut, memiliki fitur baru yang diterakpakn pada semua kostum Godzilla selanjutnya, bagian pelat punggung yang dipasang pada sepotong karet berbentuk balok terpisah yang dapat dilepas dari pekaiannya melalui strip velcro. Set ini dapat diganti dengan satu set pelat punggung khusus yang terbuat dari Fiber Reinforced Plastic yang akan bersinar secara elektrik, memberikan kesan lebih nyata saat punggung Godzilla memancarkan cahaya.

sumber video diambil dari becominggodzilla

BACA JUGA: 10 Kostum Godzilla versi Toho, Yang Mana Yang Paling Menarik?

MEMPERKENALKAN BIOLLANTE

Dari semua monster yang pernah muncul di film Godzilla, Biollante memiliki asal usul yang paling orisinal. Biolante mencerminkan bagaimana konsekuensi dari ilmu pengetahuan yang tidak terkendali. Seorang ilmuwan yang terpaksa meninggalkan Jepang, di mana dia merasa hak eksperimennya dibatasi, agar dapat melakukan eksperimen genetika. Bahkan ada juga perbincangan yang menyatakan keinginan untuk mengawetkan sel sperma dari para pemenang Nobel, yang memberikan lapisan kritik menarik. Detail ini menunjukkan kepada pemirsa, ilmuwan seperti apakah Shiragami ini. Namun, ketika akhirnya dia menciptakan Biollante, monster itu tumbuh dengan sangat menawan yang mengerikan.

Siapa sangka kesalahan ini malah menjadi sebuah keuntungan? Dengan kembalinya Godzilla, Biollante semacam menjadi perisau pelindung baru bagi Jepang untuk melawan Godzilla. Tapi, seandainya dia benar-benar bisa mengalahkan Godzilla. Apakah makhluk ini akan selalu melindungi manusia dari serangan makhluk besar selain Godzilla? atau kah ia akan berbalik arah menyerang manusia yang membuatnya menjadi makhluk cantik tapi menyeramkan tersebut?

Sangat disayangkan kegagalan Godzilla vs Biollante di box office membuat dia tidak pernah muncul kembali. Padahal Biollante merupakan salah satu kaiju paling menarik di antara monster yang lainnya.

BACA JUGA: 9 Daftar Kaiju Terkuat dalam Godzilla Universe

SIAPA TOKOH ANTAGONIS SEBENARNYA?

Selama ini kita melihat Godzilla sebagai metafora dari dosa nuklir Perang Dunia II. Penghancuran yang dilakukan olehnya mengingatkan pemirsa akan seberapa massive kekuatan nuklir tersebut, mengingatkan sekali lagi bagaimana keburukan senjata yang dibuat oleh manusia ini. Bahkan diakui sendiri oleh pembuatnya. Selama teknologi tersebut masih ada, maka selama itulah Godzilla akan terus muncul kembali.

Godzilla vs Biollante menyeritakan hal yang sama. Diawali perseteruan panjang perebutan satu aspek yaitu sel Godzilla. Teroris yang tidak mendapatkan hal yang diinginkan melepaskan Godzilla dari penjara alaminya. Kemunculan kembali Godzilla tentu menjadi sebuah ancaman besar bagi umat manusia. Tapi,  tokoh antagonis sebenarnya bukanlah Godzilla. Monster satu ini hanya mengikuti nalurinya, menerjang segala hal yang ia rasa mengganggu. Sebaliknya, tokoh antagonis sesungguhnya yang digambarkan dalam film ini adalah ketika ilmu pengetahuan menjadi kacau dan pemerintah hanya ingin mengeksploitasinya lebih jauh, hal ini tentu menyebabkan sebuah konsekuensi yang sangat besar.

Biollante tak ubahnya sebagai sebuah kritik tidak disengaja untuk para manusia. Keindahan dari evolusi bunga mawar ini membawa kembali Godzilla dan menyebabkan kehancuran besar karenanya. Memperlihatkan bagaimana keindahan teori dan sains membuat lupa akan logika dunia nyata, sama seperti ketika ilmu matematika mendasari penciptaan bom nuklir. Biollante menjadi allegori dari keindahan ilmu pengetahuan ini. Bagaimana manusia memperindah prosesnya dan membutakan diri terhadap konsekuensinya.

BACA JUGA: 5 Daftar Film Godzilla versi Amerika Serikat

BACA JUGA: 31 Daftar Film Godzilla Versi Jepang

RECOMMENDED OR NOT?

Meskipun alur film Godzilla vs Biollante sedikit lebih rumit dari biasanya, tapi ini adalah film monster yang sangat menarik untuk Titipers tonton. Dan meskipun film ini memiliki cap PG sebaiknya jangan ajak anak atau adik kalian untuk menontonnya, karena film ini memiliki adegan berdarah-darah yang sebaiknya tidak dikomsumsi anak kecil. Visual Godzilla yang semakin menyeramkan dan kehadiran Biollante menjadi nilai tersendiri untuk film ini. IMDb memberikan skor 6,5/10 sedangkan RottenTomatoes memberikan skor 71% untuk film Godzilla vs Biollante (1989).

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

sumber gambar diambil dari IMDb

Jangan lupa ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *