Menyelam Lebih Dalam Ke Lagu UTA (Ado) dan Kaitannya dengan Cerita One Piece Red!
Titipers tentunya sudah menonton One Piece Red, kan? Film ini sudah memecahkan banyak rekor, baik di Jepang maupun di Indonesia. Lagu-lagunya juga memecahkan rekor Oricon, lho! Lagu Uta di One Piece Red adalah elemen paling menonjol dan tidak terpisahkan dari film ini. Sedari awal, pihak Toei melakukan promosi gila-gilaan untuk lagu-lagu yang dibawakan oleh Uta di dalam film, disuarakan oleh penyanyi Ado.
Akan tetapi tidak sedikit penonton yang nyinyir dan kurang suka dengan terlalu banyaknya lagu di film ini. Ada yang bilang nggak One Piece banget. Ada yang bilang kayak film India. Ada yang bilang, ini mah nonton konser, bukan nonton film.
KENAPA LAGU PENTING?
One Piece Red sedari awal dipromosikan sebagai film yang akan menonjolkan lagu. Di Jepang sendiri, fenomena idol dan apresasi terhadap lagu dan artisnya berada di titik tertinggi. Jenis lagu yang muncul juga tidak monoton, mulai dari ballad hingga rock, ada semua, dan semuanya dibawakan oleh satu orang, Ado. Salah satu pujian tertinggi memang pantas disematkan kepada dirinya dan tidak lupa para komposer lagunya. Hal ini memastikan semua fans dari berbagai macam genre lagu minimal akan bisa relate dengan salah satunya, jenius bukan?
Tidak berhenti di lagu-lagu yang kece badai. Film ini dengan jenius menjadikan lagu sebagai turning point yang memperjelas adegan penting di filmnya. Sebagaimana umumnya film menganut struktur tiga babak, RED menjadikan lagu sebagai titik pergantian babak. Lirik lagu yang ada juga secara jenius melambangkan kondisi mental Uta sebagai heroine sekaligus antagonis utama dan menggambarkan nuansa filmnya ketika lagu tersebut dilantunkan.
Hal tersebut menjadikan “menyelami lagu” adalah hal mutlak untuk bisa menikmati RED. Bukan hanya lagunya, tapi liriknya, karena itu penting untuk memberikan terjemahan pada lagu, hal yang umumnya jarang dilakukan ODEX. Lisensor tahu kalau lagu adalah bagian penting, mereka tahu kalau kealpaan pemahaman terhadap lagu akan menjadikan pengalaman menonton tidak maksimal. Alasan yang sama kenapa Toei mempromosikan semua lagunya jauh sebelum filmnya tayang, lengkap dengan video klip dan arti dalam Bahasa Inggris.
Sekali lagi, lagu adalah bagian tak terpisahkan dari RED dan keniscayaan agar penonton bisa mengapresiasi film ini secara utuh.
BACA JUGA: [Review Anime] One Piece Film Red – Idol Bertemu Bajak Laut?
MEMBEDAH SETIAP LAGU DAN TURNING POINT-NYA DALAM FILM
1. New Genesis / Era Baru (新時代)
“Era Baru” adalah lagu pengawal konser, pertama kalinya kita melihat Uta menyanyi riang. Lagu dengan penuh nuansa riang gembira, menyambut para penonton ke dalam utopia baru yang selalu digambarkan Uta sebagai “Era Baru”, sesuai dengan judulnya. Liriknya juga penuh nuansa optimis kalau kita bisa membuka jalan kita sendiri, membuka masa depan cerah. Lagu ini adalah pelita untuk masyarakat di dunia One Piece yang hidup dalam ketakutan terhadap bajak laut dan rasa opresi “tak terlihat” dari pemerintah dunia (ketakutan mutlak terhadap kaum Naga Langit). Lagu ini mengawali peran Uta sebagai simbol kebebasan, simbol perlawanan, yang mana sungguh ironis mengingat hal yang terjadi setelahnya.
“Tutuplah matamu dan dan raih tanganku, ayo lari bersamaku…
Kita tidak perlu hidup seperti ini, di depan sana ada masa depan lebih baik…
Kunyanyikan lagu kebebasan!
…Percayalah padaku.”
2. I’m Invincible / Aku Tak Terkalahkan (私は最強 )
Lagu ini muncul ketika Uta diserang para bajak laut penculik dan bajak laut Big Mom. Lagu ini gampangnya menegaskan kalau Uta tidak akan pernah dan tidak bisa tunduk kepada bajak laut. Meskipun fakta bahwa dia punya hubungan dekat dengan dua bajak laut besar, Shanks si Rambut Merah dan Luffy si Topi Jerami. Uta menegaskan bahwa dia akan selalu berada di sisi wong cilik, sebagai sang Pembenci Bajak Laut. “Aku Tak Terkalahkan” sebagaimana judulnya juga menunjukkan kedigdayaan Uta secara literal dalam menghalau bajak laut yang datang. Ya, dialah Uta yang tak terkalahkan asal ada fans yang bersamanya. Dia akan selalu ada untuk menjawab para fans, seolah-olah dia hidup hanya untuk mereka, begitulah Uta menggambarkan dirinya dalam lagu ini.
“Aku akan selalu melindungi kalian…
Menuju kemungkinan tak terbatas…
Kalian dan aku, kita semua tak bisa dihentikan…
… selama ada kalian, aku tak terkalahkan!”
3. Backlight / Di Balik Cahaya (逆光)
Lagu ini adalah favorit penulis karena di sinilah titik balik filmnya masuk ke babak berikutnya. Lagu ini juga berbeda dengan dua lagu sebelumnya yang ditujukan pada fans, “Di Balik Cahaya” adalah lagu yang sangat personal. Kekecewaan, kemarahan, dan rasa sayang Uta pada Luffy tercampur dengan sangat chaos di sini. Uta tidak bisa menyangkal Luffy yang bajak laut, Uta ingin Luffy memahami dirinya, karena itu dia meminta Luffy berhenti menjadi bajak laut. Uta tahu pasti Luffy bukanlah bajak laut yang melakukan perbuatan-perbuatan buruk, tapi bajak laut tetaplah bajak laut. Ketika Luffy menolak ajakan Uta, dia marah, dia merasa ditolak oleh orang yang seharusnya bisa mengerti dirinya. Ditutup dengan kalimat “Luffy tidak boleh menjadi Raja Bajak Laut” karena artinya selamanya dia akan bersebrangan dengan Luffy. Di atas apa pun, Uta butuh orang yang berada di dekatnya, bukan fans, tapi orang yang mampu menanggung segala suka dan duka deritanya, kedatangan Luffy adalah oase sekaligus petaka. Lagu ini terasa sangat personal dan menyayat hati meski memiliki nuansa keras.
“Aku marah…
Saatnya menghukum orang jahat…
Itulah cambukan kasih sayang…
Aku tak ragu lagi…
Aku tak sendirian lagi…
Tidak lagi…”
BACA JUGA: Siapa Saja Yang Muncul Di Credit Title One Piece Red?
4. Utakata Lullaby / Kidung Pengantar Tidur (ウタカタララバイ)
Inilah titik balik ketika kita tahu segalanya soal “Era Baru” yang digaungkan Uta kepada para fansnya. Titik ketika kita ditunjukkan bahwa Uta nggak baik-baik saja. Dibawakan dengan nuansa rap, “Kidung Pengantar Tidur”, seperti judulnya secara literal akan membawa seluruh fansnya menuju “Era Baru”, kesimpulan yang diambil Uta agar mereka terselamatkan. Uta sudah rusak, dia mengendalikan para fansnya seakan-akan mereka boneka, di momen inilah Uta baru benar-benar terasa seperti antagonis. Uta selalu dibombardir kenyataan kalau lagunya adalah penyelamat dan oase bagi para fansnya, maka win-win solution buat dia adalah “mari kita bersama bersenang-senang saja di dunia di mana hanya ada kesenangan, bersama laguku.”
“Sudah tak ada jalan pulang…
Laguku akan terus berdendang selamanya…
…Kalian hanya perlu hear my true voice!”
5. Tot Musica
Lagu inilah penanda klimaks film ini, judulnya sendiri adalah entitas pembawa petaka yang menjadi momok dari awal film. Di sini Uta lepas kendali, kedatangan Shanks, kedatangan Angkatan Laut yang membabi buta menembaki fansnya mendorong Uta ke titik nadir kewarasannya. Ditambah konfrontasinya dengan Luffy di Dunia Uta-Uta dan penolakan fansnya untuk tinggal di Era Baru. Uta menyerahkan dirinya pada iblis, satu-satunya kekuatan yang diyakini bisa mengakhiri penderitaannya dan membawa mereka ke Era Baru. Jauh di dalam hatinya, Uta tahu semua ini salah, tapi dia sudah tak punya pilihan, gema nyanyiannya sudah menjadi dambaan semua orang, permintaan tolong fansnya dan keinginan untuk terus memiliki arti di dunia (setelah tahu fakta soal masa lalunya) membuatnya harus bergantung pada Tot Musica. Titik ketika dia minta tolong kepada Luffy di tengah pengaruh Tot Musica adalah titik serangan balik dalam film ini. Sayap yang berubah hitam adalah pertanda bahwa sang malaikat berubah menjadi iblis.
“Juru selamat sudah tiba…
Amarah merasuk dan menjadikanku kuat…
Sudah waktunya tangisan dan ratapan ini berhenti…
Yang tersisa hanya teriakan!
…kita berjuang bersama, nyanyikan lagu kehancuran.”
6. The World’s Continuation / Dunia Terus Berputar (世界のつづき)
Pertama kali dinyanyikan saat Gordon menceritakan masa lalu Uta, awalnya hanya sekedar “Oh, Uta kangen Bajak Laut Rambut Merah.” Tapi pamungkasnya adalah ketika lagu ini, sesuai liriknya, dinyanyikan Uta ketika memanggil kembali jiwa yang terjebak oleh Tot Musica. Uta tahu pasti hidupnya akan berakhir setelah dia memanggil jiwa-jiwa yang terjebak di Dunia Uta-Uta, tapi dia tetap melakukannya. Uta, setelah sadar dari kegilaannya, mengorbankan nyawanya demi mereka yang menggantungkan harapan pada dirinya. Dia bisa selamat, Shanks memberikan pilihan itu, tapi ditolaknya. Uta hanya ingin melakukan hal yang adalah keahliannya sedari awal. Menyanyi untuk membawa kebahagiaan. Saat lagu ini selesai dilantunkan, sang iblis mewujud kembali menjadi malaikat, dengan imbalan nyawanya.
“Kudendangkan lagu lama…
Semoga kau tahu lagu ini…
Agar kau bisa kembali padaku…
Lagu ini untukmu, dendangkanlah…
Dan suatu hari kita akan bersama lagi…
Di langit biru, kau dan aku…”
7. Kaze no Yukue / Arah Angin Bereembus (風のゆくえ)
Lagu ini muncul sekilas di masa lalu Luffy dan Uta, lalu menjadi lagu pengantar kematian Uta dan ending film ini. Di ending yang berisi banyak karakter yang bahagia mendengarkan lagu Uta, seolah-olah mereka benar-benar terselamatkan oleh lagu Uta. “Arah Angin Berembus” menjadi penanda bahwa perjalanan Uta berakhir sampai di sini, tapi dia tak akan pernah benar-benar mati. Layaknya angin, lagu-lagunya akan terus berembus dan menjadi oase para pendengarnya. Uta menjelma melebihi kehidupan, Uta benar-benar menjadi simbol harapan yang tak akan pernah mati. Lagu super sendu yang mengisyaratkan kalau Uta tak bisa ikut mengecap kebahagiaan yang dia pancarkan untuk banyak orang. Uta sudah mati, tapi warisannya tak akan pernah mati dan terus hidup di hati semua orang. Nyanyian Uta akan terus berdendang tanpa bisa dihentikan. Hal yang sebenarnya adalah impian setiap penyanyi, lebih luas lagi, setiap pengkarya, bahwa karya mereka akan terus hidup meski jasad membusuk.
“Ke mana angin ini akan membawa kita…
Di langit pun tetap tak ada jawaban…
Untuk apa lagu yang kudendangkan ini…
Jauh di lubuk hatiku, tak kutemukan jawaban…
Ayo menuju laut lepas, menuju kemungkinan tak terbatas…
Aku akan terus berjuang…
Terus, terus tak akan menyerah…
Meski aku tiada…
Nyanyianku akan terus berdendang…
Suaraku akan menjadi angin pemandu…
Perjalananmu sampai akhir…”
BACA JUGA: One Piece The Movie: Daftar Lengkap Judul Film One Piece
Film ini memang film musikal, film yang meminjam musik untuk mempermainkan emosi penonton. Sekali lagi, lagu di One Piece Red adalah penggerak plot, bukan hanya sekedar pelengkap film saja. Semoga ulasan ini bisa membantu Titipers sedikit lebih dalam menyelami lagu-lagu Uta yang dibawakan oleh Ado.
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang
[blog_posts style=”default” columns__md=”1″ cat=”5359″ posts=”20″ excerpt=”false” show_category=”label” comments=”false” image_height=”100%”]