Apa yang terlintas di pikiran kalian ketika mendengar kata Doujinshi atau Doujin? Beberapa dari kalian mungkin berpikir jika Doujin itu merupakan manga Hentai. Namun, sebenarnya ini merupakan pemikiran yang kurang tepat. Lalu, apa itu Doujin?
Doujin merupakan penyingkatan dari kata Doujinshi. Dalam bahasa Jepang, Doujinshi secara harfiah Doujin berarti “orang yang sama”, shi secara umum berarti “Majalah” maksudnya karya atau barangnya dipublikasikan sendiri oleh orang tersebut, bukan melalui perusahaan besar. Istilah kerennya, Doujinshi adalah karya “Indie”.
Doujin tidak cuma sebatas manga, tapi juga barang-barang lain seperti novel, merchandise, musik, video game, action figure, dll. Doujinshi lahir sebagai bagian kultur pop yang menjadi wadah ekspresi dari para penggemar. Beberapa karakter dari anime terkenal sering dijadikan “doujin” parodi oleh penggemar.
Lihat Produk-Produk Doujinshi di Titip Jepang
Sejarah Doujinshi
Sejarah doujinshi bisa kita tarik sejak periode Meiji. Majalah pertama yang menerbitkan novel doujinshi adalah Garakuta Bunko, dibuat pada tahun 1885 oleh penulis Ozaki Kōyō dan Yamada Bimyo. Publikasi Doujinshi makin masif pada periode awal Shōwa (1926), dan doujinshi menjadi corong bagi pemuda kreatif saat itu. Doujinshi dibuat dan didistribusikan di kalangan kecil atau teman dekat dari penulis, doujinshi memberikan kontribusi signifikan terhadap kemunculan dan perkembangan genre shishōsetsu (genre sastra yang bercerita tentang pengarangnya). Beberapa tahun setelah berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945, doujinshi berangsur-angsur kehilangan perannya sebagai jalan keluar bagi sekolah sastra yang berbeda dan penulis baru.
Berkat adanya mesin fotocopy, keberadaan doujinshi berangsur-angsur kembali meningkat di tahun 1970-an. Selama waktu ini, editor manga mendorong penulis manga untuk menarik pasar besar, yang mungkin juga berkontribusi pada peningkatan popularitas penulisan doujinshi. Selama tahun 1980-an, konten doujinshi bergeser dari karya original menjadi karya parodi dari anime terkenal.
Seperti Apa Doujin itu?
Sebagai contoh doujin adalah manga yang berisi pertarungan Goku vs Saitama. Hal itu tentu saja tidak mungkin terjadi di manga yang asli karena mangaka-nya berbeda. Tapi di sinilah fans mencoba mempertemukan mereka untuk mencari tau siapa yang paling kuat.
Lalu, ada juga karakter anime yang memiliki penampilan yang ‘aduhai’. Nah di sinilah muncul ide liar fans untuk membuat ‘Doujin’ parodi karakter tersebut melakukan hal-hal vulgar yang tidak senonoh. Doujin tersebut bisa berupa manga dengan cerita atau cuma sekedar satu fanart.
Selain Doujinshi dari karakter terkenal ada juga Doujinshi original, apa itu? Doujinshi original merupakan karya yang berisi karakter-karakter baru, bukan berasal dari karya fiksi yang sudah ada. Beberapa kreator pemula membuat Doujin itu sebagai langkah awal menyelami industri manga. Mereka mencoba melihat bagaimana reaksi dari orang-orang terhadap karya-nya tersebut. Ada juga orang yang membuat Doujinshi sebatas “have fun“.
Dalam bentuk lain, ada juga merchandise seperti gantungan kunci, pin, poster, dll. Para penggemar terkadang memuat karakter dari anime/game terkenal dalam merchandise tersebut. Namun, ada pula di antara mereka yang menggunakan karakter buatan mereka sendiri.
Yang membuat Doujin tidak cuma penggemar saja, bahkan kreator terkenal pun juga membuat Doujin. Contohnya adalah Aka Akasaka, mangaka Kaguya-sama: Love is War. Di sela waktunya membuat manga tersebut, dia juga membuat karya doujin dari manga Kaguya-sama, yah hal ini bisa jadi sebagai cerita “alternatif” dari manga Kaguya-sama: Love is War.
Kenapa Doujin Identik dengan Hentai?
Untuk membuat karya mesum yang menampilkan alat kelamin pria dan wanita, tentu saja hal tersebut tidak bisa dilakukan di penerbit besar. Dalam manga terbitan perusahaan besar, masih ada batasan-batasan hal mesum yang boleh dikeluarkan.
Oleh sebab itu, para kreator menerbitkan sendiri manga Hentai tersebut. Mereka kadang menjualnya di event-event Doujinshi seperti Comiket atau mereka terbitkan secara online.
Dan kebetulan, jumlah manga hentai lumayan banyak, sehingga karya-karya Doujin lain jadi tertutupi. Jadi, orang-orang lebih familiar doujin sebagai manga hentai.
Seperti disebutkan di paragraf-paragraf sebelumnya, beberapa kreator kadang memiliki imajinasi liar terhadap karakter anime terkenal. Sebut saja Kitagawa Marin dari anime My-Dress Up Darling, Orihime Inoue dari anime Bleach, Makima dari anime Chainsaw Man. Namun, banyak juga kreator yang menggunakan karakter originalnya dalam membuat manga hentai.
BACA JUGA: Doujinshi Gundam Legendaris Hideaki Anno! Eksklusif Comiket 101!
Masalah Hak Cipta?
Nah, karena banyak Doujinshi yang menggunakan karakter dari penerbit besar dimana sudah ada copyright-nya, tentu saja pasti ada kemungkinan masalah dengan perusahaan besar. Apalagi jika dikomersilkan, apakah doujin itu legal untuk dijual?
Kalau di Amerika Serikat, jika ada fans yang membuat karya fanfiction Batman atau Spider-Man namun tidak dikomersilkan, hal itu tidak terlalu dipusingkan oleh penerbit. Namun, beda lagi jika karya tersebut diperjualbelikan, bisa-bisa kena tuntut DC dan Marvel.
Bagaimana dengan Jepang? Untungnya Jepang cukup terbuka terhadap karya dari buatan fans. Cukup jarang mendengar berita seorang fans ditangkap terkait hak cipta karena membuat karya fanfiction. Paling banter, hanya masalah pembajakan karya.
Kenapa kreator di Jepang tidak mempermasalahkan tersebut? Hal ini dikarenakan sebagai upaya dari kreator untuk mendekatkan diri dengan fans, sekaligus ajang promosi untuk karya mereka. Mereka juga percaya jika suatu saat nanti para fans tersebut bisa menajdi kreator besar. Apalagi kebanyakan kreator yang terkenal memulai kariernya sebagai pembuat Doujin.
Pasar Doujinshi
Untuk mewadahi para kreator pembuat Doujin banyak event yang menggelar “pasar Doujinshi”. Event doujinshi yang pertama adalah Comiket (Comic Market) pada tahun 1975 di Tokyo. Kalian mungkin familiar dengan event ini, karena beberapa kali ditampilkan dalam adegan di anime.
Event Comiket masih konsisten diselenggarakan hingga sekarang. Comiket menjadi ajang bagi kreator pemula untuk unjuk gigi memamerkan karya-nya. Beberapa mangaka terkenal juga pernah ikut Comiket. Bahkan, salah satu franchise anime terkenal, yaitu Fate terlahir dari event Comiket ini.
BACA JUGA: Segalanya tentang Comiket! Lebih dari sekedar Event Besar?
Selain Comiket, ada juga Kemoket (Kemono Market) yang merupakan konvensi Doujin bertama Furry terbesar di Jepang. Event kemoket biasanya diadakan dua kali setahun di wilayah Kanto dan setahun sekali di wilayah Kansai. Event ini banyak menghadirkan karya-karya doujinshi tentang furry.
Di Indonesia pun juga ada pasar doujinshi serupa. Contohnya adalah Comifuro (Comic Frontier) di Jakarta, Mangafest UGM di Yogyakarta, dan Pasar Komik Bandung.
BACA JUGA: Event Comiket yang Ada di Indonesia
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Sumber: Twitter saru, upstation asia, wikipedia,
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang