Giant Sky Wheel Tokyo Akan Segera Berhenti Beroperasi

Titip-Jepang-Giant sky wheel

Kawasan hiburan Palette Town dibuka pada tahun 1999. Saat itu sebuah pulau buatan di Tokyo yang bernama Odaiba menjadi tempat yang sedang tren untuk berbelanja, makan, dan mengadakan acara musik. Giant Sky Wheel atau juga dikenal sebagai Daikanransha menjadi simbol kawasan tersebut. Tingginya mencapai 115 meter (377 kaki) dan menjadi kincir angin tertinggi di dunia pada waktu itu.

Odaiba telah melalui banyak pasang surut selama bertahun-tahun. Sebagai daratan yang dibuat secara artifisial, pulau tersebut memiliki pemandangan pantai yang indah di seberang teluk. Namun, Odaiba terletak cukup jauh dari pusat kota dan akses kereta ke sana hanya sedikit, yaitu jalur Yurikamome dan Rinkai yang keduanya tidak terlalu nyaman bagi sebagian besar warga Tokyo atau wisatawan.

Titip-Jepang-giant sky wheel

Minggu lalu, fasilitas pemandian air pana Oedo Onsen di Odaiba ditutup. Tak lama setelah itu terjadi penutupan showroom Megaweb Toyota dan museum mobil klasik. Keduanya merupakan bagian dari Palette Town dalam sembilan bulan terakhir ini. Pusat perbelanjaan Venus Fort juga ditutup permanen pada bulan Maret. Bianglala raksasa masih ada, namun akan segera ditutup juga. Bianglala tersebut akan beroperasi hingga tanggal 31 Agustus.

Stasiun Tokyo Teleport adalah stasiun terdekat yang berada di jalur Rinkai. Giant Sky Wheel atau bianglala raksasa berada di sepanjang sisi gedung Megaweb, di antara stasiun dan bianglala. Karena ada pekerjaan pembongkaran di gedung Megaweb, orang-orang tidak dapat berjalan memotong di antara gedung untuk sampai ke bianglala tersebut dan harus berjalan di sudut timur laut. Untung ada penanda rute baru menuju bianglala.

Titip-Jepang-Giant sky wheel

Untuk masuk dan menaiki bianglala, pengunjung harus membeli tiket terlebih dahulu. Tiket untuk dewasa dijual dengan harga 1000 yen (Rp108.000), anak TK dan SD dijual dengan harga 500 yen (Rp 54.000), dan anak dibawah 3 tahun gratis. Durasi perjalanan satu putaran penuh menaiki bianglala sekitar 16 menit.

Ada dua jenis kabin bianglala, berwarna dan transparan. Selain warna, perbedaan kedua kabin tersebut adalah kabin warna tidak ber-AC. Jumlah kabin ber-AC lebih sedikit, sehingga untuk dapat menaiki kabin ber-AC harus menunggu selama 50 menit ketika musim panas.

Pemandangan yang dapat dinikmari saatt menaiki bianglala sangat indah, Dari atas bianglala, terlihat puing-puing sisa Zepp Tokyo concert hall. Bianglala berputar dengan lambat, sehingga pengunjung memiliki waktu yang cukup untuk menikmati pemandangan kota di atas bianglala. Namun, sayangnya lagi bianglala raksasa ini akan berhenti beroperasi, sehingga tidak bisa lagi menikmati keindahan kota Tokyo dari langit.  Titip-Jepang-giant sky wheel

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: soranews24

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Budaya News Rubrik Urban Legend

Apakah Ada Mitos Banjir Bandang di Jepang?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *