Review Godzilla: Final Wars (2004) – Sebuah Party

Godzilla: Final Wars (ゴジラ ファイナル ウォーズGojira Fainaru Wōzu) disutradarai oleh Ryuhei Kitamura, dengan efek khusus oleh Eiichi Asada. Film ini merupakan produksi bersama antara Toho Pictures, CP International, Zazou Productions, dan Napalm Films.

Dibintangi oleh Masahiro Matsuoka, Rei Kikukawa, Don Frye, Maki Mizuno, Kazuki Kitamura, Kane Kosugi, Kumi Mizuno, Kenji Sahara, Masami Nagasawa, Chihiro Otsuka, Shigeru Izumiya, Masakatsu Funaki, Masato Ibu, Jun Kunimura, dan Akira Tarada, film berdurasi 125 menit ini berhasil meraih penghasilan sebesar ¥2,4 miliar.

Sinopsis Godzilla: Final Wars

Selama abad ke-20, bencana lingkungan menyebabkan munculnya para monster raksasa dan manusia super, yang dijuluki “mutant”, yang kemudian direkrut ke dalam pasukan Earth Defense Force (EDF) untuk bertarung melawan para monster tersebut.

Selama pertempuran di Antartika, Godzilla terperangkap di bawah es karena serangkaian rudal yang ditembakkan dari kapal penyerang. Ia pun tertidur bertahun-tahun lamanya di dalam gua.

Prajurit mutan Shinichi Ozaki yang ditugaskan untuk menjaga ahli biologi PBB, Dr. Miyuki Otonashi bertemu dengan Shobijin, peri Mothra, yang menjelaskan keberadaan Gigan, cyborg alien yang dikirim untuk menghancurkan Bumi sepuluh ribu tahun yang lalu. Shobijin memperingatkan bahwa akan terjadi pertarungan besar.

Tiba-tiba beberapa monster raksasa mulai menyerang kota-kota besar di dunia. EDF berupaya melawan semua monster yang bermunculan hingga kehadiran kapal induk alien membuat para monster menghilang secara misterius.

Para alien tersebut mengenalkan dirinya sebagai Xiliens dan mengklaim bahwa mereka yang melenyapkan semua monster-monster itu sebagai isyarat niat baik. Xiliens memperingatkan akan datang planet bernama “Gorath” yang menuju Bumi dan menawarkan bantuan untuk menghancurkannya.

Namun, Gorath rupanya hanya tipu muslihat Xiliens untuk dapat menginfasi Bumi. Mereka bahkan telah menduplikat beberapa pejabat EDF untuk dapat menyusup dan melepaskan monster-monster untuk menyerang Bumi tanpa mereka tahu akan keberadaan Godzilla yang tersembunyi.

Godzilla kemudian dilepaskan untuk menghadapi para monster sedangkan umat manusia bertarung dengan para alien. Akankah kedua kubu ini berhasil untuk mempertahankan Bumi dari serangan makhluk luar angkasa?

Sebagai perayaan 50 tahun Godzilla

Dirilis pada tahun 2004, film ini merupakan seri ke-28 dari franchise Godzilla sekaligus memperingati 50 tahun Godzilla. Tentu saja film ini menjadi film yang berbeda dari film-film sebelumnya. Bayangkan saja rasanya seperti menonton The Matrix, Star Wars dan film-film Godzilla sebelumnya yang dijadikan menjadi satu film.

blog-review godzilla final wars-1
sumber gambar: IMDb

Sensasinya sungguh unik. Mungkin film ini akan memecah pendapat para penggemar Godzilla karena konsep dan alur ceritanya. Beberapa pasti ada yang menganggap film ini sebagai terobosan baru dari franchise Godzilla dan sebagian lainnya pasti menganggap kalau ini bukanlah “Godzilla” sesungguhnya.

Godzilla: Final Wars memegang rekor monster terbanyak dalam satu film

blog-review godzilla final wars-2
sumber gambar: pinterest

Total ada empat belas monster yang muncul dalam film ini serasa melihat ulang alur film Destroy all Monsters. Penonton dapat melihat Rodan yang menyerang New York City, Anguirus yang menyerang Shanghai, Zilla yang menyerang Sydney, King Caesar yang menyerang Okinawa, Kamacuras yang menyerang Paris, Kumonga yang menyerang Monument Valley di Arizona, Ebirah yang menyerang Tokai, dan Hedorah yang menyerang Los Angeles.

Semua monster ini kemudian menyerang Godzilla satu lawan satu atas perintah dari X. Dan yah… seperti yang bisa kita duga, Godzilla berhasil menyapu bersih semua monster-monster tersebut. Hingga ia harus melawan Monster X yang dilepaskan oleh alien X.

Selain itu muncul juga Gigan yang diperintahkan untuk membantu Monster X melawan Godzilla namun dihadang oleh Mothra.

Bahkan kalian juga akan melihat Monster X yang berubah menjadi Ghidorah. Dan ada Minila si Godzilla kecil. Benar-benar sebuah party yang penuh dengan monster-monster buatan Toho.

Efek dan Aksi yang menarik

Dari segi efek, film ini berhasil menampilkan aksi dan efek yang menarik meskipun dengan teknik penggunaan CGI yang terbatas. Monster-monsternya pun ditampilkan dengan kostum jadul namun dikombinasikan dengan pertarungan yang epik. Sehingga bagi penggemar pertarungan monster, hal ini menjadi nilai plus tersendiri untuk film ini.

Sayangnya, musik yang menjadi latar terkadang serasa tidak pas dan mengganggu saat menonton.

Selain bertaburan monster juga bertaburan bintang

Banyak artis yang dilibatkan dalam pembuatan film ini. Tentu saja, mengingat ini adalah film perayaan 50 tahun Godzilla, jadi wajar jika muka-muka lama pun juga turut memeriahkan film ini.

Akting para aktor pun patut diacungin jempol. Masahiro Matsuoka tampil baik sebagai pahlawan yang berusaha menyelamatkan Bumi, Kazuki Kitamura yang juga berhasil memerankan peran sebagai antagonis utama dan ada Don Frye yang berperan sebagai Kapten Douglas Gordon.

blog-review godzilla final wars-4
sumber gambar: IMDb

Bisa dibilang, film Godzilla: Final Wars menjadi penanda berakhirnya sebuah era karena ini merupakan film terakhir dalam franchise yang menggunakan teknik suitmation. IMDb memberi skor 6,3/ 10 dan RottenTomatoes memberikan skor 50%. Titipers tertarik untuk menontonnya?

BACA JUGA: 5 Daftar Film Godzilla versi Amerika Serikat

BACA JUGA: 31 Daftar Film Godzilla Versi Jepang

Ikuti terus berita-berita terbaru di kanal Titip Jepang. Yuk baca artikel lainnya lainnya di sini!

Jangan lupa ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *