Review Film Waktu Maghrib

Titip Jepang-Film Waktu Maghrib

Film Waktu Maghrib merupakan film horor yang diincar oleh para penggemarnya. Film lokal pertama yang berhasil tembus dari 1.000.000 penonton tepat di hari ke-10 penayangan di bioskop. Debut penyutradaraan film panjang dari Sidharta Tata yang berdurasi 104 menit mulai tayang pada tanggal 9 Februari 2023.

Titip Jepang-Film Waktu Maghrib

Sinopsis film Waktu Maghrib berkisah tentang Adi dan Saman yang kerap mendapat hukuman dari Bu Woro (Aulia Sarah) karena sering telat. Saking kesalnya, mereka berdua menyumpahi Bu Woro dengan waktu yang berbarengan dengan adzan Maghrib. Setelah itu, Adi dan Saman pun kerap mengalami berbagai kejadian supernatural. Dinilai dari poster terlihat biasa saja, judulnya pun biasa saja, siapa sangka film ini sangat luar biasa! visualnya yang membuat penonton menjerit-jerit ditambah alur cerita yang plot twist. Mari kita bedah satu persatu review film Waktu Maghrib ini! check it out

Film Horor 2 in 1

Mungkin kalimat “film horor 2 in 1” ini adalah sejenis kalimat persuasif. Namun, film Waktu Maghrib ini juga memiliki korelasi antara cerita tentang di waktu Maghrib dan kegiatan saat beribadah. Walaupun ceritanya fokus pada mitos atau kepercayaan setempat terkait dengan terbenamnya matahari, film ini juga menampilkan cerita yang mendapatkan gangguan saat sholat. Sekilas seperti film horor yang berjudul “Makmum”, di mana orang yang sedang sholat diganggu oleh jin. Di film Waktu Maghrib ini juga sangat terasa horornya karena gangguan dari jin Ummu Sibyan yang menyukai anak-anak kecil.

Titip Jepang-Film Waktu Maghrib

Film Waktu Maghrib mengangkat mitologi yang terbilang cukup lekat di suatu daerah dan diyakini oleh semua warga desa di Indonesia. Khususnya yang tumbuh besar pada era 2010-an ke bawah sebelum adanya banyak gadget. Di desa tersebut mempercayai terkait pantangan untuk keluar rumah saat matahari tenggelam yaitu waktu Maghrib. Kerap kali orang tua memperingatkan anak-anaknya untuk pulang ke rumah atau tidak bermain lagi sebelum adzan Maghrib tiba karena bisa diculik hantu.

Letaknya mitologi terhadap penonton ini terasa sangat intens dan relate, terutama pada adegan awal hingga di tengah film. Diceritakan apabila pantangan tersebut dilanggar maka akan terjadi suatu petaka, seperti mengalami kesialan, diculik makhluk halus atau jin, dan masih banyak lagi akibat dari pantangan tersebut.

Film Lokal yang MeLokal

Bukan film horor kalau tidak disertai adegan jumpscare. Di film Waktu Maghrib ini nuansa horor sangat terasa, selain karena cerita mitologi yang relate dengan penonton Indonesia. Sidharta Tata terbilang sukses membangun atmosfer yang mencekam, momen horornya seperti jumpscare ataupun gore-nya selalu terasa mencekam dan berhasil membuat terkejut pada saat klimaksnya. Film ini sangat cocok buat yang Titipers sedang mencari tontonan horor.

Titip Jepang-Film Waktu Maghrib

Seperti ungkapan orang-orang sepuh yang masih beralun di telinga kita semua bahwa banyak pantangan yang sebaiknya dihindari, salah satunya larangan tentang berbicara sembarangan, berkata kotor di tempat yang bukan semestinya, tidur saat menjelang waktu Maghrib, dan masih banyak lagi ungkapan lainnya. Hal-hal tersebut memang sepatutnya dihormati, sebab jika melanggar pantangan-pantangan tersebut belum tentu dapat kembali seperti sedia kala. Terselip pesan moral yang ditujukan kepada penonton untuk lebih hati-hati dalam beradab.

Sinematografi

Film Waktu Maghrib menghadirkan cerita horor yang fresh, diadaptasi dari film pendek berjudul sama di kanal YouTube dan booming saat film layar lebarnya telah tayang. Mulai adegan awal hingga tengah cerita horor sangat terasa, sayangnya adegan menjelang ending film, ceritanya mulai terasa membingungkan. Beberapa konflik justru belum terselesaikan dan berujung menimbulkan plot hole.

Titip Jepang-Film Waktu Maghrib

Sidharta Tata melibatkan Aulia Sarah dan Taskya Namya, mereka berdua artis yang terbilang lumayan berpengalaman dalam genre horor. Tidak heran dari penampilannya yang cukup memukai di film ini. Walaupun peran dua artis tersebut sama, menjadi seorang guru dengan karakter dan latar belakang yang jauh berbeda.

Meski film horor ini untuk penonton berusia 17 tahun ke atas, pemain Waktu Maghrib didominasi pemain yang masih berusia anak-anak. Mulai dari Adi yang diperankan oleh Ali Fikry, Rani diperankan oleh Nafiza Fatia Rani, serta Saman diperankan oleh Bima Sena. Pengalaman film terpanjang dari ketiga artis tersebut, namun performanya sangat bagus dan berhasil mencuri perhatian penonton sepanjang filmnya.

Sangat disayangkan sekali, film ini telah berhasil membangun cerita yang cukup rapi dan diselipi sebuah plot twist tiba menjelang akhir film muncul hal yang sangat tidak terduga. Terlepas dari hal itu, secara keseluruhan film Waktu Maghrib sangat bagus dan worth sebagai tontonan horor.

Kalau di daerah kalian masih ada pantangan-pantangan serupa tidak? coba ceritakan pengalaman Titipers di kolom komentar. Jangan lupa ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber gambar: rapifilms

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *