Kehidupan Kontroversial Komposer Dragon Quest Akan Dibuat Drama

Titip-Jepang-Dragon Quest

Dilansir dari Anime News Network (27/08/2022), kehidupan Koichi Sugiyama akan menjadi subjek dorama live action. Ia adalah komposer kontroversial  yang dikenal melalui karyanya dalam serial Dragon Quest. Program tersebut akan dibintangi oleh Akira Yasuda (live action Gintama) sebagai Sugiyama. Drama tersebut akan menceritakan kisah di balik keterlibatan sang komposer dengan Dragon Quest dan pembuatan karya ikonik Overture: Loto’s Theme. Overture: Loto’s Theme merupakan lagu pertama yang mengiringi Parade of Nations dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo pada Juli 2021.

Yasuda bergabung dalam Crystal Noda, berperan sebagai asisten Sugiyama. Yūki Hirako, Daisuke Shiba, Shō Kaga, Robin Furuya, dan Kanako Momota menjadi tim produksi Dragon Quest. Yasuda merasa sangat terhormat dipercaya untuk memerankan Sugiyama-sensei yang hebat, seorang pembuat yang dicintai lintas generasi. Ia berharap dengan perannya dalam dorama tersebut dapat menyampaikan kepada para penonton seperti apa kehidupan Sugiyama-sensei dulu.

Titip-Jepang-Dragon Quest

Dorama tersebut akan tayang di 24-jikan Terebi 45 NTV pada akhir pekan. Acara tersebut juga akan menayangkan marching band SMP Ishigaki Shiritsu Ishigaki Daini. Selama hidupnya, Sugiyama menyumbangkan sebagian besar instrumen untuk marching band tersebut. Marching band tersebut akan menampilkan medley lagu Dragon Quest di Ryogoku Kokugikan National Sumo Arena.

Lebih dari 500 lembar musik untuk serial Dragon Quest dibuat oleh Sugiyama sejak tahun 1986. Game Dragon Quest XII: The Flames of Fate adalah karyanya yang terakhir. Ia menciptakan komposisi untuk serial ini sebelum meninggal pada tahun 2021 pada usia 90 tahun.

Sugiyama juga membuat musik untuk beberapa anime, seperti serial televisi Cyborg 009, Space Runaway Ideon, Dragon Quest: Dai no Daibōken (dan anime Dragon Quest lainnya), serta Magic Knight Rayearth. Ia juga membuat scoring untuk film life action tokusatsu Godzilla vs Biollante.

Citra baik Sugiyama dengan segala karyanya dirusak oleh sebuah pernyataan kontroversial yang sering menggemakan retorika politik konservatif dan sayap kanan Jepang. Ia menulis surat yang menentang Resolusi 121 Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada tahun 2007. Resolusi tersebut meminta pemerintah Jepang untuk meminta maaf kepada “wanita penghibur” yang menjadi budak seksual tentara Jepang selama Perang Dunia II. Dalam surat tersebut ia juga membantah terjadinya pembantaian Nanking yang dilakukan oleh tentara kekaisaran Jepang. Pada tahun 2015, ia muncul dalam sebuah program bersama Mio Sugita dan Kyōko Nakayama, mencela LGBTQ+ sebagai individu “tidak produktif” karena tidak memiliki anak. Mereka juga menepis kekhawatiran tentang tingkat bunuh diri yang tinggi dalam komunitas LGBTQ+.

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^

Sumber: animenewsnetwork

Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *