Sebelum Studio Ghibli Terkenal, Hayao Miyazaki Sudah Garap 10 Film Ini!
Banyak yang mengira karier Hayao Miyazaki dimulai dari Studio Ghibli, padahal jauh sebelum itu ia sudah menciptakan mahakarya tersembunyi.


Ketika berbicara tentang film anime, sebagian besar penggemar akan langsung teringat pada nama Studio Ghibli. Studio legendaris di balik mahakarya seperti Spirited Away dan Howl’s Moving Castle ini memang punya tempat khusus di hati para penikmat animasi. Dan dibalik semua keajaiban Ghibli, Hayao Miyazaki adalah sosok yang tak tergantikan.
Hayao Miyazaki bukan hanya sutradara, tapi juga animator, mangaka, dan pencerita handal yang sudah mewarnai dunia animasi selama puluhan tahun. Bersama Isao Takahata, ia mendirikan Studio Ghibli pada tahun 1985. Tapi tahukah Titipers? Jauh sebelum Studio Ghibli berdiri, Miyazaki sudah lebih dulu berkarya dan menyutradarai film-film yang tak kalah memikat.
Bagi kamu yang penasaran dengan jejak awal karier sang maestro, inilah 10 film Hayao Miyazaki sebelum era Studio Ghibli. Beberapa di antaranya mungkin belum pernah kamu dengar.
10 Film Hayao Miyazaki Sebelum Era Studio Ghibli
10. Doggie March (1963)


Doggie March, yang dirilis pada tahun 1963, mengikuti kisah seekor anak anjing Akita bernama Rock. Ia tinggal bersama ibunya, Shiro, di sebuah kabin kecil. Shiro dikenal sebagai pelindung hewan-hewan hutan, tapi suatu malam seekor rubah bernama Akamimi menantangnya dan membawanya ke sarang harimau Benggala bernama Killer. Killer menyerang dan membunuh Shiro, meninggalkan Rock sendirian. Di situlah petualangan Rock dimulai, ia berkelana untuk mengumpulkan pasukan demi menghadapi Killer dan merebut kembali hutan yang pernah dilindungi ibunya
Film berdurasi 82 menit ini memang tergolong sederhana dan bukan disutradarai oleh Hayao Miyazaki, melainkan Akira Daikubara dan ditulis oleh Daisaku Shirakawa. Namun, Miyazaki berkontribusi secara teknis sebagai animator dalam film ini. Secara khusus, ia mengerjakan animasi in-between, yaitu bagian transisi gerakan antar frame. Meskipun perannya belum besar, film ini menandai salah satu keterlibatan awal Miyazaki di dunia animasi layar lebar.


| Tanggal Rilis | 21 Desember 1963 |
| Durasi | 1 jam 22 menit |
| Sutradara | Akira Daikubara |
9. Gulliver’s Travels Beyond the Moon (1965)


Film ini mengikuti petualangan Ricky, seorang anak laki-laki tunawisma yang tiba-tiba tertabrak truk dan terbangun di dunia aneh. Di sana, ia bertemu seekor anjing yang bisa berbicara dan seorang prajurit mainan yang hidup. Bersama-sama, mereka berangkat dalam perjalanan luar angkasa menuju Planet Blue Hope untuk mengembalikannya ke masa kejayaannya.
Gulliver’s Travels Beyond the Moon merupakan salah satu film animasi Toei Animation pertama yang mencoba lepas dari mitos rakyat Asia dan mengadopsi pendekatan ala Disney, lengkap dengan elemen musikal. Sayangnya, film ini gagal secara komersial, dan akibatnya Toei sempat menghentikan distribusi film ke pasar Amerika Serikat selama lima tahun. Meski bukan disutradarai oleh Miyazaki—melainkan oleh Yoshio Kuroda—film ini punya arti penting dalam kariernya. Miyazaki bekerja sebagai animator, dan ide-idenya untuk bagian akhir film ini begitu impresif hingga menarik perhatian para senior di Toei. Dari sinilah awal mula Miyazaki mulai dianggap sebagai sosok berbakat dengan potensi besar dalam dunia animasi.


| Tanggal Rilis | 20 Maret 1965 |
| Durasi | 1 jam 20 menit |
| Sutradara | Yoshio Kuroda |
8. The Great Adventure of Horus, Prince of the Sun (1968)


The Great Adventure of Horus, Prince of the Sun adalah debut penyutradaraan film layar lebar dari Isao Takahata, yang kelak menjadi rekan Miyazaki dalam mendirikan Studio Ghibli. Berlatar di sebuah kerajaan utara yang tak disebutkan namanya namun terinspirasi oleh Norwegia, film ini mengikuti Horus—seorang pemuda yang dijuluki “Pangeran Matahari”—dan memulai pertualangannya melawan kekuatan jahat menggunakan pedang kuno. Ceritanya diadaptasi dari drama boneka berjudul The Sun Above Chikisani karya penulis skenario Kazuo Kufazawa, yang merupakan reinterpretasi dari epos Yukar, tradisi lisan suku Ainu, penduduk asli Hokkaido. Sebagai catatan, anime Golden Kamuy juga mengangkat sejarah suku Ainu secara otentik.
Proyek ini menerapkan pendekatan produksi yang egaliter, di mana semua anggota tim diberi ruang untuk memberi masukan terhadap storyboard dan perencanaan cerita. Hal ini membuka peluang bagi Hayao Miyazaki, yang saat itu menjadi animator utama, untuk ikut berkontribusi dalam aspek cerita dan visual. Lewat film inilah hubungan profesional antara Takahata dan Miyazaki mulai terjalin, yang kelak berkembang menjadi kolaborasi jangka panjang di Studio Ghibli.


| Tanggal Rilis | 21 Juli 1968 |
| Durasi | 1 jam 22 menit |
| Sutradara | Isao Takahata |
7. The Wonderful World of Puss n Boots (1969)


Bagi penggemar Toei Animation, The Wonderful World of Puss ‘n Boots pasti bukan judul yang asing. Film ini diadaptasi dari dongeng klasik karya Charles Perrault, dengan skenario yang ditulis oleh Hisashi Inoe dan Morihisa Yamamoto. Kisahnya menekankan petualangan penuh aksi slapstick khas hewan kartun klasik. Tokoh utamanya Puss—seekor kucing yang awalnya dianggap penjahat di kampung halamannya—melakukan perjalanan untuk menebus dirinya dan menyelamatkan sekelompok tikus. Gaya visual dan ritme cerita dalam film ini sangat mewakili pendekatan khas Toei pada masa itu.
Karakter Puss kemudian menjadi maskot resmi Toei Animation selama bertahun-tahun. Meskipun film ini disutradarai oleh Kimio Yabuki, Hayao Miyazaki berperan penting sebagai animator dan desainer adegan aksi. Pengaruh Miyazaki dan seniornya, Yasuo Otsuka, sangat terasa, dan film ini bahkan dijadikan referensi dalam pengembangan model produksi animasi Jepang. Tak hanya itu, gaya dan teknik animasi yang Miyazaki kembangkan di sini nantinya menjadi fondasi untuk adegan-adegan aksi di film-film Ghibli, termasuk The Cat Returns. Sebagai bagian dari promosi film, Miyazaki juga menggambar adaptasi manga-nya, sebuah langkah awal menuju kiprahnya sebagai mangaka.


| Tanggal Rilis | 18 Maret 1969 |
| Durasi | 1 jam 22 menit |
| Sutradara | Kimio Yabuki |
6. Flying Phantom Ship (1969)


Flying Phantom Ship mengikuti kisah Hayato, seorang anak laki-laki yang keluarganya dibunuh oleh robot raksasa saat kotanya diserang. Bersama anjingnya, Hayato bertekad membalas dendam dan menjadi satu-satunya harapan untuk menggagalkan rencana jahat dari Phantom Ship.
Disutradarai oleh Hiroshi Ikeda, film ini menjadi salah satu anime pertama yang ditayangkan di bioskop Soviet dengan sulih suara bahasa Rusia. Hayao Miyazaki berperan sebagai animator utama dan merancang desain robot raksasa antagonis dalam film ini. Pada saat itu, Miyazaki masih belum dikenal oleh khalayak luas.


| Tanggal Rilis | 20 Juli 1969 |
| Durasi | 1 jam |
| Sutradara | Hiroshi Ikeda |
5. Animal Treasure Island (1971)


Disutradarai oleh Hiroshi Ikeda, Animal Treasure Island adaptasi dari novel klasik karya Robert Louis Stevenson, yang dirilis Toei sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-20 mereka. Ceritanya mengikuti Jim dan teman tikusnya, Gran, dalam petualangan mencari harta karun bajak laut legendari Kapten Flint.
Hayao Miyazaki menjabat sebagai konsultan cerita, animator utama, dan perancang adegan. Ia juga menggambar adaptasi manga film ini yang terbit sebanyak 13 edisi di harian Tokyo Shimbun, sebuah langkah promosi yang menonjolkan keterlibatan kreatifnya di luar bidang animasi.


| Tanggal Rilis | 20 Maret 1971 |
| Durasi | 1 jam 18 menit |
| Sutradara | Hiroshi Ikeda |
4. Ali Baba and the Forty Thieves (1971)


Dalam Ali Baba and Forty Thieves, Toei Animation mengisahkan kembali dongeng klasik Arabian Nights dengan sentuhan unik. Kisahnya tentang seorang keturunan dari pemimpin para pencuri yang bergabung dengan 38 kucing dan seekor tikus untuk merebut kembali harta karun mereka dari Ali Baba ke-33.
Hayao Miyazaki berperan sebagai Animator Utama sekaligus Organizer untuk film ini. Sebagai Organizer, Miyazaki memainkan peran kunci dalam mengembangkan struktur film, mulai dari plot dan desain karakter. Kontribusinya menjadikan film ini sukses dari sisi narasi maupun visual.


| Tanggal Rilis | 18 Juli 1971 |
| Durasi | 55 menit |
| Sutradara | Hiroshi Shidara |
3. Space Adventure Cobra (1982)


Space Adventure Cobra adalah film opera luar angkasa tahun 1982 yang mengikuti petualangan Cobra, seorang pria yang dianggap telah mati dua tahun sebelumnya namun kembali muncul dengan senjata khas di lengannya yang disebut “Psycho Gun”. Ia bertemu Jane, seorang pemburu hadiah, dan bersama-sama mereka terlibat dalam misi berbahaya di seluruh penjuru galaksi.
Cobra adalah sosok antihero flamboyan—perpaduan antara Han Solo dan Sean Connery—yang menyimpang dari tipikal pahlawan anime pada umumnya. Hayao Miyazaki bekerja sebagai animator utama dalam film ini dan bertanggung jawab atas beberapa urutan animasi paling menonjol. Space Adventure Cobra menjadi proyek terakhir Miyazaki sebagai animator penuh sebelum ia beralih sepenuhnya ke kursi sutradara dan kelak mendirikan Studio Ghibli.


| Tanggal Rilis | 3 Juli 1982 |
| Durasi | 1 jam 33 menit |
| Sutradara | Osamu Dezaki |
2. Lupin III: The Castle of Cagliostra (1979)


Lupin III: The Castle of Cagliostro adalah salah satu film paling ikonik dalam waralaba Lupin III. Ceritanya mengikuti pencuri legendaris Lupin III yang, setelah merampok sebuah kasino, mendapati bahwa uang hasil curiannya ternyata palsu. Penyelidikan membawanya ke negara kecil bernama Cagliostro, di mana ia terlibat dalam usaha penyelamatan Putri Clarisse dari cengkeraman Count Cagliostro.
Film ini menandai debut Hayao Miyazaki sebagai sutradara film layar lebar sekaligus penulis naskah. Ia juga bertanggung jawab atas desain visual dan storyboard, yang ia pecah menjadi empat bagian untuk mempermudah proses produksi. Pengaruh dari karya-karya seperti Heidi, Girl of the Alps terlihat jelas pada latar dan suasana film, ditambah referensi visual dari Italian Mountain Cities dan Tiber Estuary dari Kagoshima Publishing. Sentuhan klasik Arsène Lupin turut memberi warna pada narasi. Film ini menjadi batu loncatan penting dalam karier Miyazaki sebelum ia mendirikan Studio Ghibli.


| Tanggal Rilis | 15 Desember 1979 |
| Durasi | 1 jam 40 menit |
| Sutradara | Hayao Miyazaki |
1. Nausicaā of the Valley of the Wind (1984)


Film terakhir Miyazaki sebelum mendirikan Studio Ghibli ini dianggap sebagai salah satu mahakarya terbaiknya. Ceritanya mengikuti Nausicaä, putri muda dari Lembah Angin, yang terlibat dalam konflik dengan kekaisaran Tolmekia, yang menggunakan senjata kuno untuk membasmi seluruh spesies serangga mutan. Film ini menyuarakan pesan kuat tentang perdamaian, ekologi, dan pentingnya memahami dunia alih-alih memaksakan kehendak terhadapnya.
Meskipun sering dikira sebagai bagian dari film Ghibli, Nausicaä of the Valley of the Wind secara teknis bukanlah produksi Studio Ghibli. Miyazaki mulai menulis manga-nya pada tahun 1981 dan hanya menyetujui adaptasi filmnya dengan syarat bahwa ia sendiri yang menyutradarai. Film ini diproduksi oleh Topcraft, dengan Isao Takahata sebagai produser eksekutif dan Joe Hisaishi sebagai komposer.


| Tanggal Rilis | 11 Maret 1984 |
| Durasi | 1 jam 58 menit |
| Sutradara | Hayao Miyazaki |
Itulah deretan film penting yang pernah dikerjakan Hayao Miyazaki sebelum mendirikan Studio Ghibli. Dari animator muda penuh ide hingga menjadi sutradara visioner, semuanya adalah jejak awal yang membentuk legenda animasi yang kita kenal hari ini
Sumber: CBR
Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang ya! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^
Jangan lupa Ikuti juga media sosial Titip Jepang:
Instagram: @titipjepang
Twitter: @titipjepang
Facebook: Titip Jepang

