KATEGORI

Belum ada Produk di keranjang kamu, yuk cari produk incaran kamu di sini!

Dari Oni Hingga Ramen: Jelajahi Makna Budaya di balik Setiap Emoji Jepang

Emoji Jepang lebih dari sekadar simbol, tetapi juga sebuah cerita budaya.

makna emoji jepang

Pada tahun 1999, seorang desainer antarmuka asal Jepang bernama Shigetaka Kurita tidak hanya menciptakan simbol-simbol sederhana, tetapi juga membuka jalan bagi cara baru dalam berkomunikasi di era digital. Bersama tim pengembangan i-mode dari NTT Docomo, Kurita mengembangkan emoji pertama untuk mengatasi keterbatasan komunikasi di ponsel, dan dari sana, lahirlah 176 emoji awal yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya global.

Namun, tahukah Titipers bahwa banyak emoji yang kita gunakan sehari-hari sebenarnya terinspirasi dari budaya Jepang? Mulai dari simbol mitologis Oni hingga semangkuk ramen yang menggugah selera, emoji-emoji ini membawa kekayaan budaya Jepang ke dalam percakapan kita. Meski sering terlewatkan, setiap simbol membawa cerita dan makna yang mendalam. Dalam artikel ini, kita akan menelusuri lebih dalam tentang 50 emoji bertema Jepang dan mengungkap kisah serta arti di baliknya.

MAKNA DI BALIK EMOJI JEPANG

1. Ogre: Emoji ogre ini sebenarnya mewakili Oni, makhluk mitologis dari cerita rakyat Jepang. Oni sering digambarkan sebagai makhluk besar dan menakutkan, mirip dengan raksasa atau setan, yang biasanya melambangkan kekuatan jahat. Mereka sering muncul dalam cerita-cerita sebagai monster yang menakutkan, mirip dengan troll dalam mitologi Barat.

2. Kimono: Kimono secara harfiah berarti “pakaian” dalam bahasa Jepang, namun istilah ini secara khusus merujuk pada pakaian tradisional Jepang yang sering dipakai untuk acara-acara formal atau upacara.

3. Goblin: Emoji ini menggambarkan topeng Tengu, sosok makhluk gaib dalam kepercayaan Shinto. Tengu sering digambarkan dengan ciri-ciri seperti manusia dan burung, dengan hidung panjang dan wajah merah. Dalam mitologi Jepang, Tengu dikenal sebagai roh penjaga gunung yang memiliki kekuatan supranatural.

4. Pine Decoration (Hiasan Pinus): Kadomatsu adalah dekorasi tradisional Jepang yang biasanya dipasang di depan rumah atau bangunan selama perayaan Tahun Baru. Dibuat dari bambu, pinus, dan ranting pohon plum, Kadomatsu berfungsi sebagai penanda penyambutan roh leluhur dan dewa Tahun Baru (Toshigami), yang diyakini membawa kemakmuran dan keberuntungan.

5. Tanabata Tree (Pohon Tanabata): Selama musim festival Tanabata, orang menulis harapan mereka di atas kertas warna-warni yang disebut tanzaku, kemudian menggantungnya di pohon harapan yang terbuat dari bambu. Pohon ini melambangkan harapan yang digantungkan kepada bintang-bintang, sesuai dengan tema utama festival Tanabata yang berkaitan dengan legenda romantis dua bintang yang terpisah, Orihime dan Hikoboshi.

6. Steaming Bowl (Mangkuk Ramen): Pinggiran mangkuk ramen dihiasi dengan desain tradisional pola petir kaminari berwarna merah, yang melambangkan kekuatan dan energi. Ramen sendiri adalah hidangan ikonik Jepang yang sering dianggap sebagai simbol kuliner modern, menggambarkan perpaduan cita rasa yang kaya.

7. Sushi: Sebagian besar emoji sushi menampilkan salmon dan tuna nigiri, tetapi beberapa platform juga menyertakan sepotong maki, atau sushi jenis gulung. Sushi merupakan simbol gastronomi Jepang yang terkenal di seluruh dunia, mencerminkan keahlian dalam penyajian makanan dan penggunaan bahan-bahan segar.

8. Bento Box (Kotak Bento): Bento adalah makanan dalam kemasan yang sering disajikan dalam wadah berpernis. Terdapat variasi menarik di seluruh platform mengenai tampilan kotak bento, dan setiap jenis bento biasanya mencakup nasi, acar plum, sushi, dan sayuran, menggambarkan keseimbangan nutrisi dan estetika dalam penyajian makanan Jepang.

9. Rice Ball (Bola Nasi): Onigiri, atau omusubi, adalah bola nasi berbentuk segitiga yang diisi dengan berbagai macam bahan, seperti salmon atau umeboshi, dan dilapisi dengan sepotong rumput laut di bagian bawahnya untuk memudahkan orang memegangnya. Makanan ini sangat populer sebagai camilan dan simbol kebudayaan Jepang yang praktis dan mudah dibawa.

10. Rice Cracker (Kerupuk Nasi): Senbei, atau kerupuk nasi, memiliki banyak variasi. Yang satu ini adalah nori senbei, yang dilumuri dengan kecap asin dan dibungkus dengan rumput laut. Senbei merupakan camilan tradisional Jepang yang sering disajikan dalam berbagai kesempatan, mencerminkan rasa umami yang kaya.

11. Fish Cake with Swirl (Kue Ikan): Ini adalah sepotong narutomaki, sejenis kue ikan kamaboko yang memiliki pusaran merah muda khas, menyerupai pusaran air Naruto di prefektur Tokushima. Narutomaki adalah topping yang umum digunakan untuk ramen, dan nama ini berasal dari legenda lokal serta penampilan uniknya yang menambah keindahan hidangan.

12. Oden: Oden adalah hidangan rebusan tradisional Jepang yang biasanya terdiri dari berbagai bahan seperti kue ikan, tahu, telur rebus, dan ubi konnyaku yang direbus dalam kaldu yang gurih. Hidangan ini sering disajikan di festival musim dingin dan menjadi pilihan populer di kedai makanan pinggir jalan, mencerminkan kehangatan dan kenyamanan makanan Jepang.

13. Dango: Dango adalah pangsit manis yang terbuat dari tepung beras ketan. Emoji dango ini adalah dango hanami, variasi tiga warna yang populer selama musim bunga sakura. Dalam budaya Jepang, dango sering dinikmati saat festival hanami, di mana orang berkumpul untuk melihat bunga sakura yang mekar, melambangkan keindahan dan keindahan alam.

14. Sake: Sake — atau lebih tepatnya, nihonshu — adalah minuman beralkohol yang terbuat dari beras dan biasanya disajikan dalam botol keramik tokkuri bersama cangkir choko yang serasi. Sake tidak hanya menjadi bagian penting dari perayaan dan upacara, tetapi juga mencerminkan seni dan keahlian dalam pembuatan minuman yang telah ada selama berabad-abad di Jepang.

15. Bullet Train (Kereta Peluru): Kereta berkecepatan tinggi pertama di dunia, shinkansen seri 0, diluncurkan pada tahu 1964. Meskipun desainnya bervariasi, emoji ini biasanya digambarkan dengan bodi putih dan aksen biru yang mencerminkan shinkansen asli. Kereta peluru ini telah menjadi simbol kemajuan teknologi transportasi Jepang, dikenal karena kecepatan, kenyamanan, dan ketepatan waktu yang luar biasa.

16. Tokyo Tower: Dengan ketinggian 333 meter, Tokyo Tower merupakan gedung tertinggi kedua di Jepang. Emoji ini sering disalahartikan sebagai Eiffel Tower, yang menjadi inspirasi Tokyo Tower.

17. Japanese Post Office (Kantor Pos Jepang): Yang menjadikan emoji ini khusus untuk kantor pos Jepang adalah simbol 〒 yang merupakan tanda pos Jepang.

18. Love Hotel: Emoji ini biasanya disalahartikan sebagai rumah sakit imut dengan hati merah muda yang besar, tetapi huruf “H” sebenarnya adalah singkatan dari “hotel”. Love hotel adalah akomodasi yang dapat disewa pasangan untuk waktu singkat, biasanya per jam. Meskipun jenis hotel ini ada di berbagai negara, istilah “love hotel” berasal dari Osaka dan merupakan bagian dari budaya Jepang yang unik.

19. Shinto Shrine (Kuil Shinto): Gerbang torii merah di kuil Shinto merupakan simbol ikonik dari agama tersebut. Gerbang tersebut menandai batas antara dunia duniawi dan dunia suci.

20. Hot Springs (Pemandian Air Panas): Emoji Jepang ini, yang menggambarkan uap yang keluar dari air, sering ditemukan di onsen (pemandian air panas) di seluruh Jepang. Simbol ini digunakan untuk menunjukkan lokasi pemandian air panas pada peta, mencerminkan tradisi relaksasi yang telah ada selama berabad-abad dalam budaya Jepang, di mana onsen dianggap sebagai tempat untuk menenangkan tubuh dan pikiran.

21. Map of Japan (Peta Jepang): Jepang, yang juga memiliki dua pilihan bendera emoji, adalah satu-satunya negara yang siluetnya digambarkan pada peta emoji khusus.

22. Moon Viewing Ceremony (Upacara Melihat Bulan): Emoji Jepang ini melambangkan Tsukimi, festival pertengahan musim gugur di Jepang, yang melibatkan penghormatan terhadap bulan purnama. Tradisi dalam festival ini meliputi menghias rumah dengan dekorasi dari rumput pampas Jepang dan menikmati dango — makanan manis beras ketan yang biasanya berwarna putih agar senada dengan bulan. Upacara ini mencerminkan rasa syukur terhadap hasil panen dan keindahan alam.

23. Carp Streamer (Pita Ikan Mas): Koinobori adalah bendera berbentuk ikan mas yang dikibarkan untuk merayakan Hari Anak di bulan Mei. Setiap ikan mewakili anggota keluarga, biasanya dengan ikan teratas melambangkan anak laki-laki tertua. Tradisi ini melambangkan harapan agar anak-anak tumbuh kuat dan sehat, dengan ikan mas yang dianggap sebagai simbol keberanian dan ketahanan.

24. Japanese Dolls (Boneka Jepang): Untuk merayakan Hina Matsuri, atau Hari Anak Perempuan, keluarga di Jepang memajang altar boneka bertingkat yang melambangkan istana kekaisaran dari periode Heian. Boneka-boneka ini dikenal sebagai hina ningyo dan diatur dengan seksama di atas kain merah, mencerminkan harapan orang tua agar putri mereka tumbuh bahagia dan sehat.

25. Confetti Ball: Alat pelepas konfeti ini dikenal sebagai waritama, yang merupakan bola hiasan kusudama yang terbelah di tengah untuk melepaskan konfeti dan pita selama perayaan besar. Bola ini biasanya terlihat pada acara-acara seperti wisuda, festival, pelantikan, dan perayaan hari jadi perusahaan, melambangkan kegembiraan dan perayaan dalam berbagai tradisi Jepang.

26. Yen Banknote (Uang Kertas Yen): Empat mata uang yang ditampilkan dalam perpustakaan emoji adalah dolar AS, euro, pound, dan yen. Yen (¥) adalah mata uang resmi Jepang, dan emoji Jepang ini melambangkan nilai ekonomi dan kehadiran global yen sebagai salah satu mata uang utama dunia.

27. Red Paper Lantern (Lentera Kertas Merah): Akachochin, lentera kertas merah ini, biasanya ditemukan di luar izakaya, bar atau pub gaya Jepang. Lentera ini sering digunakan untuk menandai tempat yang menjual makanan dan minuman beralkohol. Cahaya hangatnya mengundang pengunjung untuk bersantai dan menikmati suasana yang akrab di dalam.

28. Wind Chime (Lonceng Angin): adalah lonceng angin kaca Jepang yang biasa terlihat di musim panas. Awalnya, furin digunakan sebagai jimat untuk mengusir roh jahat dan sering dipajang di kuil dan wihara. Kini, suara lembutnya dikaitkan dengan kesejukan musim panas, memberikan kesan damai di hari-hari yang panas.

29: Postbox (Kotak Pos): Kotak pos merah ini menggambarkan kotak surat khas milik Japan Post, layanan pos nasional Jepang. Kotak pos ini adalah simbol yang dikenal luas di seluruh Jepang, biasanya ditemukan di sepanjang jalan-jalan kota dan desa.

30. Flower Playing Cards (Kartu Bermain Bunga): Emoji Jepang ini menggambarkan kartu Full Moon (Bulan Purnama) dengan Red Sky (Langit Merah) dari setumpuk kartu hanafuda, permainan kartu tradisional Jepang. Kartu ini melambangkan bulan panen, yang memiliki hubungan erat dengan musim gugur dan perayaan hasil panen di Jepang.

31. White Flower (Bunga Putih): Emoji Jepang ini menyerupai stempel hanamaru, yang sering digunakan oleh guru di Jepang untuk menandai nilai tinggi pada tugas siswa. Hanamaru melambangkan apresiasi terhadap usaha yang luar biasa, dan kata di dalamnya, taihen yoku dekimashita, berarti “kerja bagus sekali”, memberikan pujian atas pencapaian akademis.

32. Currency Exchange (Penukaran Mata Uang): Emoji untuk penukaran mata uang biasanya menampilkan simbol dollar dan yen, mewakili proses konversi antara mata uang utama dunia, termasuk yen, yang merupakan mata uang Jepang. Emoji ini sering digunakan untuk merujuk pada transaksi internasional atau perdagangan valuta asing.

33. Chart Increasing with Yen: Emoji ini menunjukkan grafik yang menggambarkan tren kenaikan nilai yen. Meskipun ini adalah representasi optimis, yen baru-baru ini mencapai titik terendah dalam 37 tahun, sehingga emoji ini bisa dianggap ironis dalam konteks nilai yen saat ini.

34. Tombol “Di Sini” dalam Bahasa Jepang: Emoji Jepang ini menampilkan kata koko (“di sini”) yang ditulis dalam katakana.

35: Tombol “Biaya Layanan” dalam Bahasa Jepang: Emoji Jepang ini menampilkan huruf katakana sa, singkatan dari sabisu yang berarti “layanan”. Di Jepang, “sabisu” sering kali digunakan untuk merujuk pada layanan tambahan.

36. Tombol “Dapat Diterima” dalam Bahasa Jepang: Kanji ini dibaca sebagai ka dan berarti “dapat diterima”, “bisa dilewati”, atau “diperbolehkan”.

37. Tombol “Gratis” dalam Bahasa Jepang: Emoji Jepang ini menampilkan kanji pertama dari kata muryō, yang berarti “gratis”. Kanji ini juga memiliki arti “ketiadaan” atau “tidak ada”, dan dalam beberapa konteks, dapat menunjukkan bahwa sesuatu tidak dikenakan biaya atau tidak tersedia.

38. Tombol “Tidak Bebeas Biaya” dalam Bahasa Jepang: Emoji Jepang ini menampilkan kanji yang menunjukkan bahwa sesuatu memerlukan biaya atau pembayaran. Kanji ini juga berarti “keberadaan” atau “kepemilikan” dan dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu barang atau layanan tersedia dengan biaya tertentu.

39. Tombol “Lowongan” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini berarti “kosong” atau “tersedia” dan sering digunakan untuk menunjukkan ketersediaan, seperti lowongan di hotel, tempat parkir, atau ruang lain yang tersedia untuk digunakan.

40. Tombol “Tidak Ada Lowongan” dalam Bahasa Jepang : Kebalikan dari tombol “Lowongan”, kanji ini berarti “penuh”. Titipers akan sering melihatnya di hotel atau parkir yang sudah penuh. Kanji ini juga digunakan bersamaan dengan emoji sakura untuk menunjukkan bahwa bunga sakura sedang mekar penuh.

41. Tombol “Lamaran” dalam bahasa Jepang : Kanji ini adalah shin dari kata shinsei, yang berarti “lamaran” atau “permintaan”. Ini sering muncul dalam konteks lamaran kerja atau permintaan resmi. Kanji ini juga melambangkan Monyet dalam zodiak Cina, sehingga bisa digunakan dalam konteks terkait monyet.

42. Tombol “Buka untuk Bisnis” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini adalah ei dari kata eigyo, yang berarti “bisnis” atau “operasional”. Emoji ini menandakan bahwa suatu bisnis sedang buka atau beroperasi, dan sering digunakan untuk menunjukkan jam operasional bisnis.

️ 43. Tombol “Jumlah Bulanan” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini bisa berarti “bulan” atau “periode bulanan”. Ini sering digunakan untuk menyatakan bulan dalam kalender atau untuk menunjukkan durasi bulanan.

44. Tombol “Tawaran” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini adalah toku, yang berarti “spesial” atau “penawaran khusus”. Emoji ini sering digunakan untuk menunjukkan diskon atau promosi selama periode penjualan.

45. Tombol “Rahasia” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini adalah hi, kanji pertama dari kata himitsu, yang berarti “rahasia”. Emoji ini digunakan untuk menandakan sesuatu yang bersifat pribadi atau tersembunyi.

46. ​​Tombol “Selamat” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini berarti “merayakan” atau “mengucapkan selamat”. Emoji ini sering digunakan untuk menandakan hari libur nasional atau momen perayaan penting.

47. Tombol “Nilai Lulus” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini berarti “cocok”, “lulus”, atau “sesuai”, sering digunakan sebagai singkatan untuk gokaku, yang berarti “lulus”. Emoji ini sangat umum dilihat selama musim ujian masuk di Jepang.

48. Tombol “Diskon” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini berarti “proporsi” atau “membagi”, dan sering digunakan dalam konteks diskon atau potongan harga.

49. Tombol “Terlarang” dalam Bahasa Jepang : Kanji ini adalah kin, yang berarti “larangan”. Emoji ini menunjukkan bahwa sesuatu dilarang atau tidak diizinkan.

️50. Tombol “Reserved” dalam bahasa Jepang : Kanji ini dapat dibaca sebagai yubi, yang berarti “jari”, tetapi juga digunakan dalam konteks “menunjukkan” atau “menunjuk”. Ini sering digunakan untuk menandakan bahwa sesuatu telah dipesan atau disisihkan untuk tujuan tertentu.

Sebagai penutup, dengan mengenal makna budaya di balik emoji-emoji ini, diharapkan Titipers akan menyadari bahwa emoji, seperti bahasa, terus berkembang. Maknanya bisa berubah seiring waktu, dan konteks di mana emoji tersebut digunakan sangat berpengaruh. Penjelasan ini hanyalah titik awal untuk memahami bagaimana budaya Jepang berperan dalam desain dan makna emoji-emoji tersebut. Sekarang, Titipers dapat menggunakan emoji dengan cara yang lebih kaya dan bermakna. Selamat bersenang-senang dalam menjelajahi dunia emoji!

sumber: tokyoweekender

Ikuti terus berita terbaru dari kanal-kanal Titip Jepang! Yuk, baca artikel lainnya di sini^^ 

Jangan lupa Ikuti juga media sosial   Titip Jepang:
Instagram:   @titipjepang
Twitter:   @titipjepang
Facebook:   Titip Jepang